Jakarta - Penyanyi Justin Bieber telah tiba di Jakarta. Justin tidak sendirian, dia membawa serta Selena Gomez yang belakangan digosipkan menjalin kasih dengan pelantun hits 'Baby' itu.
Justin keluar dari Terminal 2F Bandara Internasional Soekarno-Hatta sekitar pukul 15.16 WIB. Justin terlihat mengenakan kaus pink dan topi ungu.
Ia berjalan menunduk menggandeng seorang gadis yang diyakini sebagai Selena. Perempuan tersebut berambut panjang mengenakan blazer motif bunga. Selena juga memalingkan pandangannya dari sekitar. Ia hanya menunduk dan mengikuti arahan Justin.
Sementara itu ratusan fans yang menanti di terminal tersebut pun terkecoh. Mereka tidak menyangka idolanya akan keluar dari pintu lain. Hanya sekitar lima orang fans yang beruntung bisa melihat langsung sosok Justin.
Penjagaan pun lumayan ketat. Justin jalan diiringi dua bodyguard yang dibawanya sendiri. Beberapa penjaga juga mengelilingi Justin.
Ia tdak berkata apapun dan langsung berjalan menuju mobil Mercy bernomor polisi B 638 KW. Kejadian berlangsung hanya 5 menit dan mobil berlalu pergi.
Senin, 25 April 2011
Kamis, 21 April 2011
Acara Kenduri Laut Seribu Pelajar di Batubara Dapat KTP Gratis
MedanBisnis – Tanjung Tiram. Seribu orang pelajar SLTA sederajat mendapat kartu tanda penduduk (KTP) gratis dari Bupati Batubara OK Arya Zulkarnaen, Kamis (24/3). KTP gratis itu diberikan di tengah acara kenduri laut yang digelar Pemerintah Kabupaten (Pemkab) Batubara di pantai Belacan (Boting), Kecamatan Tanjung Tiram.
OK Arya juga memberikan sepuluh plat tanda Selar kapal kepada 10 orang nelayan tradisional daerah itu dengan gratis serta bantuan sosial kepada 500 anak yatim.
Acara yang diketuai Kepala Dinas Perikanan dan Kelautan (Kadiskanla) Azwar Hamid tersebut dihadiri ribuan masyarakat dan pelajar, Ketua DPRD Selamat Arifin, para camat, kepala SKPD, tokoh masysrakat, Agama, serta para OKP daerah setempat.
Menurut OK Arya kegiatan tersebut hanyalah tanda bersyukur kepada Tuhan Yang Maha Esa atas segala kebaikan dan rezeki terhadap masyarakata daerah itu. OK Arya menjajikan akan mengirim 15 orang pelajar dari daerah itu untuk kuliah di Universitas Brawijaya Malang, tanpa biaya atau gratis.
Pada kesempatan itu, OK Arya mengimbau masyarakat Batubara agar jangan terpengaruh dengan berita - berita yang menyesatkan dan hanya mempropokasi rakyat. “Kita harus tetap waspada dan bersatu membangun daerah ini dan siapa yang berhianat akan kita sikat,” tegas OK Arya.
Ketua DPRD Batubara Selamat Arifin mengatakan sangat mendukung seluruh program pemerintah daerah itu dalam hal meningkatkan sumber daya laut untuk kesejahteraan khususnya nelayan tradisional. “Sebagai daerah yang memiliki potensi alam yang indah akan dapat mendatangkan pendapatan bagi pemerintah, sehingga potensi itu dijadikan kawasan industri parawisata,” harap Selamat.
Ketua Panitia Azwar Hamid melaporkan tujuan digelarnya kenduri laut adalah untuk mengucapkan syukur kepada Tuhan YME serta memberi pengertian terhadap nelayan agar menjaga kelestarian pantai dan laut. Dikatakan sebagai tanda kecintaan terhadap kelestarian laut selama dua hari para nelayan secara serentak di daerah itu diminta tidak melaut atau mencari ikan. (bistok siagian)
OK Arya juga memberikan sepuluh plat tanda Selar kapal kepada 10 orang nelayan tradisional daerah itu dengan gratis serta bantuan sosial kepada 500 anak yatim.
Acara yang diketuai Kepala Dinas Perikanan dan Kelautan (Kadiskanla) Azwar Hamid tersebut dihadiri ribuan masyarakat dan pelajar, Ketua DPRD Selamat Arifin, para camat, kepala SKPD, tokoh masysrakat, Agama, serta para OKP daerah setempat.
Menurut OK Arya kegiatan tersebut hanyalah tanda bersyukur kepada Tuhan Yang Maha Esa atas segala kebaikan dan rezeki terhadap masyarakata daerah itu. OK Arya menjajikan akan mengirim 15 orang pelajar dari daerah itu untuk kuliah di Universitas Brawijaya Malang, tanpa biaya atau gratis.
Pada kesempatan itu, OK Arya mengimbau masyarakat Batubara agar jangan terpengaruh dengan berita - berita yang menyesatkan dan hanya mempropokasi rakyat. “Kita harus tetap waspada dan bersatu membangun daerah ini dan siapa yang berhianat akan kita sikat,” tegas OK Arya.
Ketua DPRD Batubara Selamat Arifin mengatakan sangat mendukung seluruh program pemerintah daerah itu dalam hal meningkatkan sumber daya laut untuk kesejahteraan khususnya nelayan tradisional. “Sebagai daerah yang memiliki potensi alam yang indah akan dapat mendatangkan pendapatan bagi pemerintah, sehingga potensi itu dijadikan kawasan industri parawisata,” harap Selamat.
Ketua Panitia Azwar Hamid melaporkan tujuan digelarnya kenduri laut adalah untuk mengucapkan syukur kepada Tuhan YME serta memberi pengertian terhadap nelayan agar menjaga kelestarian pantai dan laut. Dikatakan sebagai tanda kecintaan terhadap kelestarian laut selama dua hari para nelayan secara serentak di daerah itu diminta tidak melaut atau mencari ikan. (bistok siagian)
Rabu, 20 April 2011
Wednesday, April 20, 2011 Cheat PB 20 April 2011 Evolution 20042011
Kali ini di blog dishare Cheat PB 20 April 2011 Evolution 20042011 yang masih hangat. Bisa dicoba cheat point blank ini Cheat pb terbaru kali ini bernama Cheat PB 20 April 2011 Evolution 20042011, mudah-mudahan cheat ini bisa bermanfaat bagi agan semuanya yang lagi nyari-nyari cheat pb 20 april 2011.
Features DLL special :
[*] F1 = Wallhack On
[*] F2 = Wallhack Off
[*] F3 = No recoil [Hari ini kedetec]
Features Char hack :
[*] Home = Char Hack + Beret GM [On] + Spion Mode ON
[*] End = Char Hack + Beret GM [Off] + Spion Mode ON
Note : Use cheat and locate that in Data C:
How to Use:
1. Push Home Pas in Lobby
2. Start http://ilmu-komputer23.blogspot.com/2011/04/cheat-pb-20-april-2011-evolution.html
3. Push again Home when Loading Map
4. Push End when 'Sedang Mempersiapkan Game'
5. CharHack Activated!
Wallhack
[*] Push F1 anywhere, not BT
Semoga cheat pb 20042011 ini bisa bermanfaat bagi anda semua yang membutuhkannya. Bagi yang mau download cheat pb 20 april 2011 silahkan klik disini. Notice : Cheat PB 20 April 2011 Evolution 20042011 ini berjalan apabila sesuai dengan aturan dan tidak adanya update dadakan dari game point blank itu sendiri. Untuk updetan cheat pb lewat facebook silahkan klik tanda suka/like di sisi kanan blog terimakasih.
Features DLL special :
[*] F1 = Wallhack On
[*] F2 = Wallhack Off
[*] F3 = No recoil [Hari ini kedetec]
Features Char hack :
[*] Home = Char Hack + Beret GM [On] + Spion Mode ON
[*] End = Char Hack + Beret GM [Off] + Spion Mode ON
Note : Use cheat and locate that in Data C:
How to Use:
1. Push Home Pas in Lobby
2. Start http://ilmu-komputer23.blogspot.com/2011/04/cheat-pb-20-april-2011-evolution.html
3. Push again Home when Loading Map
4. Push End when 'Sedang Mempersiapkan Game'
5. CharHack Activated!
Wallhack
[*] Push F1 anywhere, not BT
Semoga cheat pb 20042011 ini bisa bermanfaat bagi anda semua yang membutuhkannya. Bagi yang mau download cheat pb 20 april 2011 silahkan klik disini. Notice : Cheat PB 20 April 2011 Evolution 20042011 ini berjalan apabila sesuai dengan aturan dan tidak adanya update dadakan dari game point blank itu sendiri. Untuk updetan cheat pb lewat facebook silahkan klik tanda suka/like di sisi kanan blog terimakasih.
Selasa, 19 April 2011
Tempat Wisata Di Kabupaten Batubara
Batubara, Sumut ( Berita ) : Ribuan warga Batubara dan sekitarnya memadati lokasi wisata Pantai Bunga pada hari keempat Lebaran dalam menikmati liburan panjang Idul Fitri 1429 Hijiriah.
Pantauan di Pantai Bunga, Sabtu [04/10], terlihat warga berbondong-bondong ke lokasi wisata yang terletak di Desa Mesjid Lama Kecamatan Talawi, Kabupaten Batubara, Sumut, dengan mengendarai mobil, sepeda motor dan becak bermotor.
Kondisi jalan menuju Pantai Bunga yang belum diaspal tidak mengurangi niat warga untuk menyaksikan keindahan lokasi wisata tersebut. Ramainya jumlah pengunjung tersebut menimbulkan antrian yang cukup panjang disebabkan pintu masuk dan keluar lokasi wisata itu hanya satu.
Menurut penjaga tiket masuk Pantai Bunga, M. Ridwan (37), lokasi wisata itu memang selalu ramai di hari libur, khususnya pada liburan Lebaran. Sebagaimana Lebaran sebelumnya, pengunjung Pantai Bunga bukan hanya warga Batubara tetapi ada juga yang datang dari Kota Tebing, Asahan dan Kota Tanjung Balai.
Pihaknya hanya menetapkan tarif sebesar Rp10 ribu untuk setiap warga yang ingin menikmati keindahan alam lokasi wisata tersebut. Selain pondok untuk bersantai keluarga, di Pantai Bunga juga tersedia sampan ojek yang dapat disewa pengunjung yang ingin “jalan-jalan” ke tengah laut.
Keramaian pengunjung lokasi wisata tersebut telah berlangsung sejak Kamis (2/10) atau hari kedua Lebaran.
Diperkirakan banyaknya jumlah pengunjung itu akan terus bertahan, bahkan akan bertambah hingga hari Minggu (5/9) nanti, katanya. Salah seorang pengunjung, Mustafa (36) mengatakan, berwisata ke Pantai Bunga dilakukannya untuk mengisi liburannya di Batubara yang merupakan kampung halaman isterinya.
Mustafa mengaku kagum dengan keindahan alam Pantai Bunga meski belum dibenahi oleh pengelola lokasi wisata tersebut. “Kapan lagi dapat jalan-jalan ke pantai tidak saat libur panjang seperti ini,” kata penduduk Jalan Karya Kecamatan Medan Barat, Kota Medan itu. ( ant )
Sejarah Kabupaten Batubara
Wilayah Batubara mulai dihuni penduduk pada tahun 1720 M. Ada lima suku yang mendiami wilayah itu, yakni Lima Laras, Tanah Datar, Pesisir, Lima Pulu dan Boga. Kelima suku tersebut dipimpin seorang datuk yang memiliki wilayah teritorial tertentu.
Batubara masih menjadi bagian dari kerajaan Siak dan Johor. Makanya setiap Datuk Kepala Suku mendapat pengangkatan dan capnya dari Sultan Siak. Untuk mewakili kepentingan kerajaan Siak dan mengepalai para datuk di seluruh Batubara, diangkat seorang bendahara secara turun temurun.
Di bawah bendahara dibentuk dewan yang anggotanya dipilih oleh para Datuk Kepala Suku. Anggota Dewan itu adalah seorang Syahbandar (suku Tanah Datar). Juru Tulis dipilih dari suku Lima Puluh. Mata-mata dipilih dari suku Lima Laras dan Penghulu Batangan dipilih tetap dari suku
Pesisir.
Data di Kerajaan Haru menyebutkan bahwa Batubara salah satu daerah yang wajib menyetor upeti kepada kerajaan ini.
Menurut Schadee, dalam bukunya “Geschiedenis van Sumatra Oostkust”, wilayah Pagurawan dan Tanjong berada langsung dibawah jajahan Datuk Lima Puluh dari Batubara yang kemudian tunduk pula kepada Siak.
Dalam tahun 1885, Pemerintah Hindia Belanda membuat Politic Contract. Perjanjian itu meliputi beberapa kerajaan seperti Langkat, Serdang, Deli, Asahan, Siak, Palalawan (Riau), termasuk juga kerajaan-kerajaan kecil seperti Tanah Karo, Simalungun, Indragiri dan Batubara serta Labuhanbatu.
Pada tahun 1889 Residensi Sumatera Timur terbentuk dengan ibukota di Medan. Residensi itu terdiri dari 5 afdeling (kabupaten-red), yaitu Afdeling Deli yang langsung di bawah Residen Medan, Afdeling Batubara berkedudukan di Labuhan Ruku, Afdeling Asahan berkedudukan di Tanjungbalai, Afdeling Labuhanbatu berkedudukan di Labuhanbatu dan Afdeling Bengkalis berkedudukan di Bengkalis.
Dari itu, tampak nyata bahwa sejak dahulu Batubara, punya afdeling tersendiri. Batubara saat itu, punya 8 landschap (setara dengan kecamatan), yang dipimpin oleh seorang raja.
Ketika Indonesia merdeka, wilayah Batubara berubah statusnya menjadi kewedanaan membawahi lima kecamatan yaitu, Kecamatan Talawi, Tanjungtiram, Lima Puluh, Air Putih dan Medang Deras. Sementara ibukota tetap di Labuhan Ruku.
Setelah masa kepemimpinan kewedanaan berlangsung 4 kali pergantian, nama kewedanaan kemudian dicabut, sehingga yang ada hanya 5 (lima) sektor camat. Lalu digabungkan ke wilayah Asahan, disebut dengan nama Kabupaten Asahan, beribukota di Kisaran.
Hal inilah yang menggugah tokoh, cerdik pandai dan masyarakat untuk kembali memperjuangkan adanya wilayah otonom Batubara. Maka pada tahun 1969, dibentuk Panitia Persiapan Otonomi Batubara (PPOB). Namun perjuangan itu kandas sebelum Kabupaten Batubara yang otonom terbentuk.
Di Era Reformasi, para generasi muda penerus perjuangan Kabupaten Batubara kembali menghimpun perjuangan. Mereka membentuk Badan Pekerja Persiapan Pembentukan Kabupaten Batubara (BP3KB) yang berkedudukan di Kota Medan.
Sejalan dengan itu, di setiap kecamatan berdiri Gerakan Masyarakat Menuju Kabupaten Batubara (Gemkara). Saat ini, Ketua Umum BP3KB-Gemkara dipimpin oleh OK Arya Zulkarnain SH MM.
Akhirnya, ridho Tuhan YME mengabulkan doa perjuangan masyarakat Batubara 8 Desember di gedung Nusantara II DPR RI, Sidang Paripurna, RUU Kabupaten Bataubara disyahkan, bersamaan dengan 15 Kabupaten lainnya. ”Alhamdulillah, akhirnya Kabupaten Batubara terwujud,” syukur OK Arya.
Senin, 18 April 2011
Istana Di Salah Satu Daerah Kabupaten Batubara
Medan (ANTARA News) - Bangunan yang memiliki nilai sejarah tinggi, Istana Niat Lima Laras di Desa Lima Laras, Kecamatan Tanjung Tiram, Kabupaten Batu Bara, Sumatera Utara, segera dilakukan pemugaran oleh pemerintah.
"Istana tersebut merupakan peninggalan budaya dan sebagai daerah tujuan wisata di Sumatera Utara," kata staf Dinas Kebudayaan, Pariwisata dan Pemuda Olahraga Kabupaten Batu Bara, Roy (35) pada Pameran Pekan Raya Sumatera Utara (PRSU) di Medan, Sabtu.
Menurut dia, rencana renovasi tersebut perlu secepatnya dilakukan, mengingat bangunan Istana Niat Lima Laras itu sudah cukup tua, dindingnya juga sudah banyak yang lapuk atau keropos.
Nah, kalau hal ini terus dibiarkan maka dikhawatirkan Istana Lima Laras sebagai objek wisata budaya itu akan terus mengalami kerusakan yang cukup parah.Hal ini harus dapat dihindari dengan cara melakukan perbaikan atau renovasi.
"Bangunan Istana Lima Laras yang dibangun pada zaman Pemeritah Belanda itu harus tetap dilestarikan dengan baik.Ini juga merupakan sebagai bukti sejarah bagi anak cucu kita di kemudian hari," kata Roy.
Dia mengatakan, Istana Niat Lima Laras yang hanya berjarak lebih kurang tiga kilometer dari Kota Tanjung Tiram itu, tidak hanya sebagai daerah wisata budaya, tetapi juga merupakan asset bangsa dan negara.
"Bangunan Istana Niat Lima Laras tersebut sebagai bukti peninggalan sejarah yang perlu dilestarikan dan tetap dijaga agar tidak rusak," ujarnya.
Bentuk rumah panggung
Istana Niat Lima Laras dibangun oleh Datuk Muhammad Yuda. Bangunan berbentuk rumah panggung ini dibuat dengan mengadopsi desain Eropa, China dan Melayu.
Istana yang berukuran 40 x 35 M2 ini terletak di atas tanah seluas 102 x 98 M2, merupakan realisasi dari nazar Datuk Muhammad Yuda.
Ketika itu, Datuk Muhammad Yuda hendak berdagang ke Penang dan bernazar apabila barang daganggannya laku.Maka, dia akan membangun sebuah istana yang megah untuk isteri yang sangat dicintainya.
Sepulang berdagang dari negeri seberang, Datuk Muhammad Yuda memperoleh laba yang besar dan dia pun melaksanakan nazarnya dengan membangun sebuah istana yang dikenal dengan nama Istana Niat Lima Laras.
Tak berapa jauh dari Istana Niat Lima Laras juga dapat ditemui kompleks makam raja-raja Lima Laras. Di tempat ini pulalah Datuk Muhammad Yuda dimakamkan.
Sementara itu, Kabupaten Batu Bara merupakan hasil dari pemekaran dari Kabupaten Asahan.
Kabupaten Batu Bara terdiri atas tujuh kecamatan, 98 desa, tujuh kelurahan. Dengan luas cakupan wilayah 92.220 hektare.
Kabupaten Batu Bara memiliki potensi kekayaan alam yang luar biasa.Potensi yang dimiliki antara lain, potensi di bidang perkebunan, pertanian, perikanan dan kelautan, peternakan, dan potensi pariwisatanya.
Selayang Pandang Si Pulau Pandang!
Pulau Pandang? Lucu ya namanya? Pulau apa itu? Penuh pertanyaan sang hati kecil ketika akan diajak ber-adventure ke sana. Oya, Pulau Pandang merupakan salah satu pulau terluar yang berada di perairan Sumatera Utara. Bergerak ke sana kita haru melalui Selat Malaka. 12 Juni 2010 lalu, penulis featuring Green Family Adventures (GFA) berpetualang bersama. Tak diduga betapa seru ke sana! Yes, inilah selayang pandang (baca: sepintas lalu) si Pulau Pandang! Pulau ini dijaga oleh Departemen Perhubungan. Petugas navigasi sebutan bagi mereka. Luas Pulau Pandang sekitar 8 Hektar nun jauh di Desa Bogak, Kecamatan Tanjung Tiram, Kabupaten Batubara.
Dari awal janjian pukul 11.00 kumpul di depan Plaza Yang Lim yang berada dibilangan jalan Emas, Medan. Lalu, niat sejurus kemudian meluncur. Eh, ternyata harus menunggu berapa jam lagi baru dapat meluncur. Seperti biasa banyak yang ngaret (baca: datang terlambat). Baru saat waktu menunjukkan sekitar pukul 13.00 lewat. Rombongan on the way (baca: gerak) menuju Batubara, menempuh waktu perjalanan hingga empat jam lebih.
Pukul 17.30 sore sampailah penulis di kabupaten Batubara, tepatnya di pelabuhan Tanjung Tiram. Sekaligus tempat untuk menyeberang ke Pulau Pandang. Pendek kata, disewalah kapal nelayan untuk membawa seluruh rombongan. Kurang lebih 20 orangan. Otomatis kapal yang disewa harus dua. Saat itu sayang sekali kapal besar lagi tak cari sewa. Kalau ada, lebih baik naik kapal besar, dibanding kapal kecil nelayan. Ya, kita bisa hitam legam. Ha-ha-ha. Harus siapin jacket ataupun sweater untuk terlindungi dari sengatan matahari. Ongkos nyebrang biala naik kapal kecil mencapai Rp 600.000-Rp 900.000. Lain dengan sewa kapal besar kisaran harga seawanya Rp 2000.000.
Dua Jam Lebih
Kira-kira hingga dua setengah jam perjalanan melewati Selat Malaka. “Dua jam setengah kita ke Pulau Pandang,” bisik nelayan yang membawa rombongan. Sontak, langit sudah gelap, eh nggak diduga pukul 20.00 malam tiba. Meski desing mesin kapal tetap setia menemani rombongan. Namun rombongan belum dapat mendarat ke bibir pantai. Karena air surut, mau tak mau harus menunggu hingga dua jam-an lebih hingga air pasang kembali. Tentu terombang-ambing rombongan di lautan seraya mencoba peruntungan dengan memancing. Lama ditunggu, jam pukul 23.00 air pasang, sampai jugalah ke darat. Ya, Pulau Pandang: I’m Coming.
Sebutan Pulau Pandang agak asing didengar oleh penduduk sekitar. Bahkan akan bengong sembari bertanya: apa ada Pulau Pandang? Kamu tanya pulau apa nak? Penulis pun setengah bingung mendengar jawaban salah satu nelayan di Tanjung Tiram itu. Lain hal, bila kita bilang: Pulau Pandan lho pak? Oh, Pandan…dua setengah jam nyebrang ke pulau itu, dari pelabuhan sini (maksudanya Tanjung Tiram). Ucap lugas sang nelayan dengan memamerkan senyum cengar-cengir agak cool-nya. He-he-he…Maklum, orang tua.
Kenapa Pulau Pandang kurang famous (baca: terkenal) oleh penduduk sekitar? Ya, karena yang mengetahui pulau itu hampir rata-rata nelayan yang memancing ke laut, kelompok pecinta alam, dan penyuka mancing saja. Penduduk masih sering memilih Pantai Bunga maupun Perjuangan sebagai tempat rekreasi. Dan itu tidak terlalu jauh dari pelabuhan Tanjung Tiram.
Berbagi informasi: jangan lupa bawa stok Rokok bagi kaum pria yang demen merokok. Karena bakalan “asam” banget tidak bisa merokok seharian. Kalau tidak siapin stok rokok. “Saya, kalau ada yang datang ke pulau ini, harap banget pengunjung bawa rokok. Soalnya nggak setiap hari nelayan datang ke sini. Jadi kalau nggak ada rokok. Asem kali bah!” curhat Pak Zul, petugas Navigasi berumur hampir setengah abad. Tentu peralatan P3K plus obat-obatan, sunblock, lotion antinyamuk, peralatan mandi, pakaian kudu (baca: harus) dibawa. Plus uang sesuai kebutuhan saat berkunjung. Tidak perlu memakai perhiasan berlebihan bagi kaum wanita. Biar safety ber-adventure-nya!
Panoraman Pulau Pandang
Hmm… bagaimana jika bicara kemolekan nan keindahan panorama rupa alamnya? Nggak kalah prikitiw-lah! Tampak, dari pasir putih yang halus, banyak batu-batu besar yang menjorok di tengah pantai. Dan ikan kecil yang “bermain” di antara bebatuan kecil. Bahkan karang-karang muda mulai tumbuh di dasar laut. Seru untuk pecinta snorkeling.
Lalu, diapit oleh dua pulau yaitu Pulau Berhala dan Pulau Salah Nama. Untuk Pulau Berhala dijaga oleh anggota TNI, sedangkan Pulau Salah Nama. Pulau tak bertuan, namun bermecusuar.
Walau bukan tujuan Wisata sejatinya. Namun banyak mengunjungi Pulau Pandang. “Pulau ini bukan tempat pariwisata, tapi banyak juga yang mengunjungi untuk santai serta menikmati suasana panorama alamnya,” ungkap Suherwan (45), Ayah beranak tiga ini. Sekaligus ia menjabat Kepala Instalasi Mercusuar Pulau Pandang. Di sini, banyak juga pemancing untuk mampir. “Asyik memancing di sekitar kawasan Pulau Pandang. Ada ikan talang, kerapu, bahkan cumi,” tambahnya. Saat di Pulau ini rombongan GFA tak mau ketinggalan mencoba diving dan snorkeling. Tak muluk-muluk besar juga potensi wisata di pulau ini.
Yang Unik di Pulau Pandang
Oya guys, Departemen Perhubungan Distrik Navigasi yang menjaga Pulau ini, mereka berjumlah 5 orang penjaga navigasi plus disediakan pula rumah tinggal bagi penjaga plus lengkap dengan toilet. Petugas navigasi mulai masuk menjaga sejak tahun 1977, sekaligus disyahkan melalui Daftar Suar Indonesia (DSI) PETA Internasional. Adanya Mercusuar menengarai batas wilayah negara. Khusunya jalur laut. Dan sebagai lalu lintas para pelaut. Berhati-hati akan batu karang.
Tak lupa, ada balai tempat untuk berteduh. Cocok banget yang mau sekedar golek-golek (baca: tidur-tiduran) malas, sehingga kita terlindung dari sengatan matahari. Bukan hanya itu, Puluhan pohon kelapa, mangga, ada jambu tumbuh di sekitarnya.
Namun saat penulis datang. Sayang seribu sayang buah-buahan tadi belum berbuah. Nah, seru bukan berpetualangan ke sini? Satu lagi nih, hal unik yang ada di Pulau Pandang. Hewan bernama kucing banyak banget! Jumlah populasi mereka mengalahkan penjaga navigasi. Ha-ha-ha. Usut punya usut cerita kucing tersebut peliharaan para penjaga navigasi yang lawas kala menjaga Pulau Pandang penuh tanggung jawab.
Kata seorang penjaga navigasi, terdapat sebuah batu alam besar yang terbelah dua yang dianggap keramat untuk tempat sembahyang dan berdoa orang Tiong Hoa dan Jawa. Namun, saat disambangi penulis, batu alam besar dibilang tadi sudah tertutup rimbunan dahan pohon. Oya, terkadang entah berapa bulan sekali ada saja pengusaha yang ingin ber-woles (baca: santai) di Pulau Pandang. Usut punya usut kadang suka menyumbang untuk membangun fasilitas seperti tempat duduk dan balai-balai yang dinikmati bila berkunjung ke sana.
Kita pun dapat melakukan Snorkeling, hunting foto, diving. Berolahraga pun bisa. Kita bisa menaiki bukit menuju Mercusuar berada. Bagi yang jarang olahraga, lelah juga perjalanan ke Mercusuar. Namun sayang kalau hanya sekedar bermain air di pantai. Kalau nggak jalan-jalan ke Mercusuar. Karena kita dapat memotret sekitar pulau. Dari puncak di atas Mercusuar semuanya tampak. Kita pun dapat membidik angle keseluruhan pulau. Kala memotret bila memabawa DSLR.
Dengar-dengar cerita penduduk sekitar, nama Pulau Pandang diambil dari kisah seorang raja dari Sumatera Barat yang sempat menguasai pulau ini dahulu kala. “Ini hanya sekedar mitos yang dibicarakan di kalangan masyarakat sini,” ujar Suherwan (45). Kebenarannya? “Ya, belum tentu bisa kita anggukan kepala untuk ucapkan iya,” tambah Ayah beranak tiga ini.
Namun, jika ditautkan sedikit demi sedikit ada kemiripan nama wilayah di dekat kawasan Batubara. Misal aja, nama kawasan Limapuluh. Di Sumatera Barat, ada juga lho nama daerah Lima Puluh. Tepatnya Lima Puluh Kota. Percaya nggak percaya deh? He-he-he.
Dari awal janjian pukul 11.00 kumpul di depan Plaza Yang Lim yang berada dibilangan jalan Emas, Medan. Lalu, niat sejurus kemudian meluncur. Eh, ternyata harus menunggu berapa jam lagi baru dapat meluncur. Seperti biasa banyak yang ngaret (baca: datang terlambat). Baru saat waktu menunjukkan sekitar pukul 13.00 lewat. Rombongan on the way (baca: gerak) menuju Batubara, menempuh waktu perjalanan hingga empat jam lebih.
Pukul 17.30 sore sampailah penulis di kabupaten Batubara, tepatnya di pelabuhan Tanjung Tiram. Sekaligus tempat untuk menyeberang ke Pulau Pandang. Pendek kata, disewalah kapal nelayan untuk membawa seluruh rombongan. Kurang lebih 20 orangan. Otomatis kapal yang disewa harus dua. Saat itu sayang sekali kapal besar lagi tak cari sewa. Kalau ada, lebih baik naik kapal besar, dibanding kapal kecil nelayan. Ya, kita bisa hitam legam. Ha-ha-ha. Harus siapin jacket ataupun sweater untuk terlindungi dari sengatan matahari. Ongkos nyebrang biala naik kapal kecil mencapai Rp 600.000-Rp 900.000. Lain dengan sewa kapal besar kisaran harga seawanya Rp 2000.000.
Dua Jam Lebih
Kira-kira hingga dua setengah jam perjalanan melewati Selat Malaka. “Dua jam setengah kita ke Pulau Pandang,” bisik nelayan yang membawa rombongan. Sontak, langit sudah gelap, eh nggak diduga pukul 20.00 malam tiba. Meski desing mesin kapal tetap setia menemani rombongan. Namun rombongan belum dapat mendarat ke bibir pantai. Karena air surut, mau tak mau harus menunggu hingga dua jam-an lebih hingga air pasang kembali. Tentu terombang-ambing rombongan di lautan seraya mencoba peruntungan dengan memancing. Lama ditunggu, jam pukul 23.00 air pasang, sampai jugalah ke darat. Ya, Pulau Pandang: I’m Coming.
Sebutan Pulau Pandang agak asing didengar oleh penduduk sekitar. Bahkan akan bengong sembari bertanya: apa ada Pulau Pandang? Kamu tanya pulau apa nak? Penulis pun setengah bingung mendengar jawaban salah satu nelayan di Tanjung Tiram itu. Lain hal, bila kita bilang: Pulau Pandan lho pak? Oh, Pandan…dua setengah jam nyebrang ke pulau itu, dari pelabuhan sini (maksudanya Tanjung Tiram). Ucap lugas sang nelayan dengan memamerkan senyum cengar-cengir agak cool-nya. He-he-he…Maklum, orang tua.
Kenapa Pulau Pandang kurang famous (baca: terkenal) oleh penduduk sekitar? Ya, karena yang mengetahui pulau itu hampir rata-rata nelayan yang memancing ke laut, kelompok pecinta alam, dan penyuka mancing saja. Penduduk masih sering memilih Pantai Bunga maupun Perjuangan sebagai tempat rekreasi. Dan itu tidak terlalu jauh dari pelabuhan Tanjung Tiram.
Berbagi informasi: jangan lupa bawa stok Rokok bagi kaum pria yang demen merokok. Karena bakalan “asam” banget tidak bisa merokok seharian. Kalau tidak siapin stok rokok. “Saya, kalau ada yang datang ke pulau ini, harap banget pengunjung bawa rokok. Soalnya nggak setiap hari nelayan datang ke sini. Jadi kalau nggak ada rokok. Asem kali bah!” curhat Pak Zul, petugas Navigasi berumur hampir setengah abad. Tentu peralatan P3K plus obat-obatan, sunblock, lotion antinyamuk, peralatan mandi, pakaian kudu (baca: harus) dibawa. Plus uang sesuai kebutuhan saat berkunjung. Tidak perlu memakai perhiasan berlebihan bagi kaum wanita. Biar safety ber-adventure-nya!
Panoraman Pulau Pandang
Hmm… bagaimana jika bicara kemolekan nan keindahan panorama rupa alamnya? Nggak kalah prikitiw-lah! Tampak, dari pasir putih yang halus, banyak batu-batu besar yang menjorok di tengah pantai. Dan ikan kecil yang “bermain” di antara bebatuan kecil. Bahkan karang-karang muda mulai tumbuh di dasar laut. Seru untuk pecinta snorkeling.
Lalu, diapit oleh dua pulau yaitu Pulau Berhala dan Pulau Salah Nama. Untuk Pulau Berhala dijaga oleh anggota TNI, sedangkan Pulau Salah Nama. Pulau tak bertuan, namun bermecusuar.
Walau bukan tujuan Wisata sejatinya. Namun banyak mengunjungi Pulau Pandang. “Pulau ini bukan tempat pariwisata, tapi banyak juga yang mengunjungi untuk santai serta menikmati suasana panorama alamnya,” ungkap Suherwan (45), Ayah beranak tiga ini. Sekaligus ia menjabat Kepala Instalasi Mercusuar Pulau Pandang. Di sini, banyak juga pemancing untuk mampir. “Asyik memancing di sekitar kawasan Pulau Pandang. Ada ikan talang, kerapu, bahkan cumi,” tambahnya. Saat di Pulau ini rombongan GFA tak mau ketinggalan mencoba diving dan snorkeling. Tak muluk-muluk besar juga potensi wisata di pulau ini.
Yang Unik di Pulau Pandang
Oya guys, Departemen Perhubungan Distrik Navigasi yang menjaga Pulau ini, mereka berjumlah 5 orang penjaga navigasi plus disediakan pula rumah tinggal bagi penjaga plus lengkap dengan toilet. Petugas navigasi mulai masuk menjaga sejak tahun 1977, sekaligus disyahkan melalui Daftar Suar Indonesia (DSI) PETA Internasional. Adanya Mercusuar menengarai batas wilayah negara. Khusunya jalur laut. Dan sebagai lalu lintas para pelaut. Berhati-hati akan batu karang.
Tak lupa, ada balai tempat untuk berteduh. Cocok banget yang mau sekedar golek-golek (baca: tidur-tiduran) malas, sehingga kita terlindung dari sengatan matahari. Bukan hanya itu, Puluhan pohon kelapa, mangga, ada jambu tumbuh di sekitarnya.
Namun saat penulis datang. Sayang seribu sayang buah-buahan tadi belum berbuah. Nah, seru bukan berpetualangan ke sini? Satu lagi nih, hal unik yang ada di Pulau Pandang. Hewan bernama kucing banyak banget! Jumlah populasi mereka mengalahkan penjaga navigasi. Ha-ha-ha. Usut punya usut cerita kucing tersebut peliharaan para penjaga navigasi yang lawas kala menjaga Pulau Pandang penuh tanggung jawab.
Kata seorang penjaga navigasi, terdapat sebuah batu alam besar yang terbelah dua yang dianggap keramat untuk tempat sembahyang dan berdoa orang Tiong Hoa dan Jawa. Namun, saat disambangi penulis, batu alam besar dibilang tadi sudah tertutup rimbunan dahan pohon. Oya, terkadang entah berapa bulan sekali ada saja pengusaha yang ingin ber-woles (baca: santai) di Pulau Pandang. Usut punya usut kadang suka menyumbang untuk membangun fasilitas seperti tempat duduk dan balai-balai yang dinikmati bila berkunjung ke sana.
Kita pun dapat melakukan Snorkeling, hunting foto, diving. Berolahraga pun bisa. Kita bisa menaiki bukit menuju Mercusuar berada. Bagi yang jarang olahraga, lelah juga perjalanan ke Mercusuar. Namun sayang kalau hanya sekedar bermain air di pantai. Kalau nggak jalan-jalan ke Mercusuar. Karena kita dapat memotret sekitar pulau. Dari puncak di atas Mercusuar semuanya tampak. Kita pun dapat membidik angle keseluruhan pulau. Kala memotret bila memabawa DSLR.
Dengar-dengar cerita penduduk sekitar, nama Pulau Pandang diambil dari kisah seorang raja dari Sumatera Barat yang sempat menguasai pulau ini dahulu kala. “Ini hanya sekedar mitos yang dibicarakan di kalangan masyarakat sini,” ujar Suherwan (45). Kebenarannya? “Ya, belum tentu bisa kita anggukan kepala untuk ucapkan iya,” tambah Ayah beranak tiga ini.
Namun, jika ditautkan sedikit demi sedikit ada kemiripan nama wilayah di dekat kawasan Batubara. Misal aja, nama kawasan Limapuluh. Di Sumatera Barat, ada juga lho nama daerah Lima Puluh. Tepatnya Lima Puluh Kota. Percaya nggak percaya deh? He-he-he.
Kabupaten Batu Bara
Kabupaten Batu Bara adalah salah satu kabupaten di Provinsi Sumatera Utara, Indonesia. DPR menyetujui Rancangan Undang-Undang pembentukannya tanggal 8 Desember 2006. Kabupaten ini diresmikan pada tanggal 15 Juni 2007, bersamaan dengan dilantiknya Penjabat Bupati Batubara, Drs. H. Sofyan Nasution, S.H.
Kabupaten ini merupakan hasil pemekaran dari Kabupaten Asahan dan beribukota di Kecamatan Limapuluh.
Kabupaten Batubara adalah salah satu dari 16 kabupaten dan kota baru yang dimekarkan pada dalam kurun tahun 2006
Batu bara
Batu bara atau batubara adalah salah satu bahan bakar fosil. Pengertian umumnya adalah batuan sedimen yang dapat terbakar, terbentuk dari endapan organik, utamanya adalah sisa-sisa tumbuhan dan terbentuk melalui proses pembatubaraan. Unsur-unsur utamanya terdiri dari karbon, hidrogen dan oksigen.
Batu bara juga adalah batuan organik yang memiliki sifat-sifat fisika dan kimia yang kompleks yang dapat ditemui dalam berbagai bentuk.
Analisa unsur memberikan rumus formula empiris seperti C137H97O9NS untuk bituminus dan C240H90O4NS untuk antrasit.
Batu bara juga adalah batuan organik yang memiliki sifat-sifat fisika dan kimia yang kompleks yang dapat ditemui dalam berbagai bentuk.
Analisa unsur memberikan rumus formula empiris seperti C137H97O9NS untuk bituminus dan C240H90O4NS untuk antrasit.
Langganan:
Postingan (Atom)